Minggu, 24 April 2016

Era Komunikasi Interaktif (1946 – hingga sekarang)



4.      Era Komunikasi Interaktif (1946 – hingga sekarang)

Teknologi interaktif yang ada saat ini telah mengubah hubungan antara konsumen dengan pihak perusahaan. Terdapat lima contoh spesifik dari teknologi interaktif yang digunakan oleh pemasar. Para pemasar telah menemukan cara untuk menyesuaikan teknologi ini dengan strategi pemasaran yang berfokus pada keuntungan konsumen. Cross dan Smith menyebutkan teknologi yang memfasilitasi konsumen dan pemasar ini antara lain:
  • Magnetic Card Readers (kartu magnetik)
  • Interaactive Voiceresponse System (sistem respon suara interaktif)
  •  Buletin Elektronik
  • Internet
  • Fax-on-demand


Pada era ini, muncullah penemuan-penemuan baru yang bisa dikatakan luar biasa. Sebagai contoh, pembuatan serta peluncuran satelit untuk ruang angkasa pertama di dunia oleh negara Rusia pada tahun 1957 yang membuat kita dapat berkomunikasi dengan banyak orang , bahkan orang yang berada di belahan dunia yang jauh.Tidak hanya satelit, alat-alat seperti laptop, komputer, dan telepon pun menjadi contoh perkembangan teknologi pada masa ini.





Daftar Pustaka:
West, Richard, Lynn H. Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika.





Jika kita melihat 4 era diatas, agaknya kita dapat mengambil sebuah pengetahuan tentang sejarah teknologi yang berkembang dari masa lalu hingga masa sekarang, khususnya mengenai perkembangan teknologi komunikasi. Ternyata, teknologi komunikasi pun memiliki dampak positif yang banyak. Sebagai contoh, teknologi komunikasi bermanfaat untuk bidang penerbangan, perkantoran, perbankan, serta perdagangan.
Di Indonesia pun, tidak jarang kita melihat orang menggunakan teknologi komunikasi. Dengan jumlah penduduk yang tergolong besar, banyak sekali perusahaan yang berbondong-bondong menjadikan Indonesia sebagai target pasar untuk teknologi komunikasi. Namun sangat disayangkan, dengan jumlah penduduk yang banyak, Indonesia malah lebih menjadi konsumen. Padahal, dengan jumlah tenaga kerja yang banyak, mestinya Indonesia bisa menjadi pelopor dari perkembangan teknologi yang akan datang.
Maka dari itu, sebagai generasi muda agaknya kita harus merubah pola pikir kita dan mulai mempertimbangkan untuk mengubah pola kita yang konsumen menjadi produsen agar Negara kita bisa dapat lebih dipandang dan berperan aktif dalam perkembangan teknologi komunikasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar