Jumat, 30 September 2016

Definisi Komunikasi Massa

A.   DEFINISI KOMUNIKASI MASSA

Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan para ahli komunikasi. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa). Media massa (saluran) yang dihasilkan teknologi modern. Jadi, jelas media massa menunjuk pada hasil produk teknologi modern sebagai saluran dalam komunikasi massa.

Dalam komunikasi massa kita membutuhkan gatekeeper (penapis informasi atau palang pintu) yakni beberapa individu atau kelompok yang bertugas menyampaikan atau mengirimkan informasi dari individu ke individu lain melalui media massa (surat kabar, majalah, televisi, radio, video tape, compact disk, buku).

Definisi yang dikemukakan oleh Bittner di atas menekankan akan arti pentingnya gatekeeper dalam proses komunikasi massa. Disamping melibatkan unsur-unsur komunikasi sebagaimana umumnya, ia membutuhkan peran media massa sebagai alat untuk menyampaikan atau menyebarkan informasi. Didalam media massa ada beberapa individu yang bertugas melakukan pengolahan informasi sebelum informasi itu samapi kepada audience-nya. Mereka yang bertugas itu disebut gatekeeper.

Ada satu definisi komunikasi massa yang dikemukakan Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986). Menurut mereka sesuatu bisa didefinisikan sebagai komunikasi massa jika mencakup hal-hal berikut:
1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula antara lain surat kabar, majalah, televisi, film, atau gabungan di antara media tersebut.
2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan pula dengan jenis komunikasi lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lainnya.
3.   Pesan adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang. Karena itu, diartikan milik publik. 
4.   Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak berasal dari seorang, tetapi lembaga. Lembaga ini pun biasanya berorientasi pada keuntungan, bukan organisasi suka rela atau nirlaba.
5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi). Artinya, pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa.
6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Misalnya dalam komunikasi antar persona. Dalam komunikasi ini umpan balik langsung dilakukan, tetapi komunikasi yang dilakukan yang dilakukan lewat surat kabar tidak bisa langsung dilakukan alias tertunda (delayed). 

Dengan demikian, media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas. 

Di awal perkembangannya, definisi komunikasi massa sebagai sebuah studi ilmiah terletak pada mass society sebagai audience komunikasi. Konsep mass society ini memang istilah yang sering dipakai dalam lapangan sosiologi yang mendeskripsikan orang-orang dan institusi mereka dalam sebuah negara industri maju. 

Kemudian istilah itu digunakan pula dalam komunikasi massa. Herbert Blumer (1939) kemudian menggunakan konsep ini untuk menyebut mass audience (penerima pesan dalam komunikasi massa). Yang disebut penerima dalam komunikasi massa itu paling tidak mempunyai:
  • Heterogenitas susan anggotanya yang berasal dari berbagai kelompok lapisan masyarakat. 
  • Berisi individu yang tidak saling mengenal dan terpisah satu sama lain (tidak mengumpul) serta tidak berinteraksi satu sama lain. 
  • Tidak mempunyai pemimpin atau organisasi formal.

Berikut ini beberapa contoh media massa dari paradigma lama dengan paradigma baru:

Paradigma Lama

  
Paradigma Baru



 
REFERENSI/DAFTAR PUSTAKA:

Nurudin. 2015. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta. Rajawali Pers.

Fungsi-Fungsi Komunikasi Massa


B.  FUNGSI-FUNGSI KOMUNIKASI MASSA
 
Ada banyak pendapat yang dikemukakan untuk mengupas fungsi-fungsi komunikasi massa. Ketika kita membicarakan fungsi komunikasi massa yang harus ada dalam benak kita adalah kita juga sedang membicarakan fungsi media massa. Mengapa? Karena komunikasi massa berarti komunikasi lewat media massa. Ini berarti, komunikasi massa tidak akan ditemukan maknanya tanpa menyertakan media massa sebagai elemen terpenting dalam komunikasi massa. Sebab, tidak ada komunikasi massa tanpa adanya media massa.

1.     Informasi
Fungsi informasi merupakan fungsi palin penting yang terdapat dalam komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi informasi ini adalah berita-berita yang disajikan. Iklan pun dalam beberapa hal memiliki fungsi memberikan informasi di samping fungsi-fungsi yang lain.
Fakta-fakta yang dicari wartawan di lapangan kemudian ditungkannya dalam tulisan juga merupakan informasi. Fakta yang dimaksud adalah adanya kejadian yang benar-benar terjadi di masyarakat. Dalam istilah jurnalistik, fakta-fakta tersebut bisa diringkas dalam istilah 5 W + 1 H (What, Where, Who, When, Why, + How). 

2.     Hiburan
Fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi yang paling tinggi dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain. Masalahnya, masyarakat kita masih menjadikan televisi sebagai media hiburan.

3.     Persuasi
Fungsi persuasif komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi informasi dan hiburan. Banyak bentuk tulisan yang kalau diperhatikan sekilas hanya berupa informasi, tetapi jika diperhatikan secara lebih jeli ternyata terdapat fungsi persuasi. Tulisan pada Tajuk Rencana, artikel, dan surat pembaca merupakan contoh tulisan persuasif.

Aktivitas Public Relations (PR) dan promosi khusus dalam komunikasi tatap muka juga menjadi bentuk dari fungsi persuasi. Bahkan, jika aktivitas PR dan promosi khusus dilakukan melalui media massa, semua itu tidak lepas dari usaha untuk memengaruhi orang lain, misalnya iklan sampo di televisi yang mengatakan boleh keramas setiap hari. Tujuan iklan ini jelas, yaitu memengaruhi penonton untuk mengikuti apa yang dikatakan iklan tersebut. 

4.     Transmisi Budaya
Transmisi budaya merupakan salah satu fungsi komunikasi massa yang paling luas, meskipun paling sedikit dibicarakan. Transmisi budaya tidak dapat dielakkan selalu hadir dalam berbagai bentuk komunikasi yang mempunyai dampak pada penerimaan individu. Demikian juga, beberapa bentuk komunikasi menjadi bagian dari pengalaman dan pengetahuan individu.

Transmisi budaya mengambil tempat dalam dua tingkatan, kontemporer dan historis. Dua tingkatan tersebut tidak dipisahkan, tetapi terjalin secara konstan. Apalagi, media massa merupakan alat utama di dalam transmisi budaya pada kedua tingkatan tersebut.

5.     Mendorong Kohesi Sosial
Kohesi yang dimaksud disini adalah penyatuan. Artinya, media massa mendorong masyarakat untuk bersatu. Dengan kata lain, media massa merangsang masyarakat untuk memikirkan dirinya bahwa bercerai-cerai bukan keadaan yang baik bagi kehidupan mereka. Media massa yang memberitakan arti pentingnya kerukunan hidup umat beragama, sama saja media massa itu mendorong kohesi sosial. Dalam bahasa yang populer kohesi sosial sama artinya dengan istegrasi. Sebab, media massa yang tidak bisa menerapkan prinsip berita berimbang tidak dapat mendorong penyatuan masyarakat atau dengan kata lain, madia massa hanya menciptakan disintegrasi sosial.

Akan tetapi, ketika media massa mempunyai fungsi untuk menciptakan integrasi sosial, sebenarnya disisi lain media juga memiliki peluang untuk menciptakan disintegrasi sosial. Jadi, sebenarnya peluang untuk menciptakan integrasi dan disintegrasi sama besarnya. Dengan kata lain, kalau kita membicarakan fungsi media massa sebagai penyatu masyarakat, kita juga perlu memperbincangkan peluang munculnya permusuhan dan konflik di masyarakat akibat pemberitaan media massa.

6.     Pengawasan
Bagi Laswell, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan. Artinya, menunjukan pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian yang ada di sekitar kita. Fungsi pengawasan bisa dibagi menjadi dua, yakni  warning or beware surveillance atau pengawasan peringatan dan instrumental surveillance atau pengawasan instrumental.

Fungsi pengawasan dapat dilihat dari pemberitaan tentang muncunya badai, topan, gelombang laut yang mengganas, angin ribut disertai hujan lebat, dan sebagainya. Bahkan peringatan ini tercermin dari kondisi ekonomi yang tidak menentu. Fungsi pengawasan peringatan juga meliputi informasi tentang suatu wabah penyakit yang mulai menyebar akan adanya serangan militer yang dilakukan negara lain.

7.     Korelasi
Fungsi korelasi yang dimaksud adalah fungsi yang menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya. Erat kaitannya dengan fungsi ini adalah peran media massa sebagai penghubung antara berbagai komponen masyarakat. Sebuah berita yang disajikan oleh seorang reporter akan menghubungkan antara narasumber dengan pembaca surat kabar.

8.     Pewarisan Sosial
Dalam hal ini media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik yang menyangkut pendidikan formal maupun informal yang mencoba meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata, dan etika dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

9.     Melawan Kekuasaan dan Kekuatan Represif
Dalam kurun waktu lama, komunikasi massa dipahami secara linier memerankan fungsi-fungsi klasik seperti yang diungkapkan sebelumnya. Hal yang dilupakan oleh banyak orang adalah bahwa komunikasi massa bisa menjadi sebuah alat untuk melawan kekuasaan dan kekuatan represif. Komunikasi massa berperan memberikan informasi, tetapi informasi yang diungkapkannya ternyata mempunyai motif-motif tertentu untuk melawan kemapanan. Memang diakui bahwa komunikasi massa juga bisa berperan untuk memperkuat kekuasaan, tetapi bisa juga sebaliknya.

10.                        Menggugat Hubungan Trikotomi
Hubungan trikotomi adalah hubungan yang bertolak belakang antara tiga pihak. Dalam kajian komunikasi hubungan trikotomi melibatkan pemerintah, pers, dan mesyarakat. Ketiga pihak ini dianggap tidak pernah mencapai sepakat karena perbedaan kepentingan masing-masing pihak. Oleh karena itu, bisa disebut dengan hubungan trikotomi. Hal demikin bis dimaklumi karena ketiganya mempunyai tuntutan yang berbeda satu sama lain ketika menghadapi suatu persoalan.

Hubungan trikotomi tersebut tidak demokratis. Di sinilah komunikasi massa melalui media massa memiliki tugas penting untuk mengubah hubungan trikotomi yang tidak adil tersebut. Media massa melalui berita-berita yang berbobot, mengungkap persitiwa yang bertendensi politik tinggi, tetapi mampu mengungkapkan, mengkritik kebobrokan pemerintah yang korup dan tidak adil manifestasi dari fungsi tersebut.

Untuk menggambarkan secara jelas hubungan trikotomi bisa dijelaskan dalam bagan berikut (Nurudin, 2003):



REFERENSI/DAFTAR PUSTAKA:
 
Nurudin. 2015. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta. Rajawali Pers.

Elemen-Elemen Media Massa


C.  ELEMEN-ELEMEN KOMUNIKASI MASSA
 
Elemen komunikasi pada komunikasi secara umum juga berlaku bagi komunikasi massa. Secara ringkas proses sederhana komunikasi meliputi komunikator mengirimkan pesan melalui saluran kepada komunikan (penerima). Perbedaan komunikasi massa dengan komunikasi pada umumnya lebih berdasarkan pada jumlah pesan berlipat-lipat yang sampai pada penerima. Dalam komunikasi massa pengirim sering disebut sebagai sumber (source) atau komunikator, sedangkan penerima pesan yang berjumlah banyak disebut audience, komunikan, pendengar, pemirsa, penonton, atau pembaca. Sementara itu, saluran dalam komunikasi massa yang dimaksud lain televisi, radio, surat kabar, buku, film, kaset/CD, dan internet juga sering disebut sebagai media massa.

1.     Komunikator
Komunikator di sini meliputi jaringan, stasiun lokal, direktur, dan staf teknis yang berkaitan dengan sebuah acara televisi. Jadi, komunikator merupakan gabungan dari berbagai individu dalam sebuah lembaga media massa. Dalam sebuah media cetak yang namanya komunikator antara lain reporter, copyeditor, fotografer, dan yang lain yang sedikit banyak ikut menentukan proses penyiaran. Individu bisa menjadi kekuatan dominan, tetapi tim khusus, sejumlah staf ahli merupakan komunikator dalam komunikasi massa.

Dengan demikian, komunikator dalam media massa bukan individu, tetapi sekumpulan orang yang bekerja sama satu sama lain. Ada beberapa karakteristik yang dimiliki oleh komunikator dalam komunikasi massa. Hiebert, Ungurait, dan Bohn (HUB) pernah mengemukakan setidak-tidaknya lima karakteristik:

  • Daya saing (competitiveness),
  • Ukuran dan kompleksitas (size and complexity), 
  • Industrialisasi (industrialization),
  • Spesalisasi (specialization),
  • Perwakilan (representation).


2.     Isi
Masing-masing media massa mempunyai kebijakan sendiri-sendiri dalam pengelolaan isinya. Sebab, masing-masing media melayani masyarakat yang beragam juga menyangkut individu atau kelompok sosial. Bagi Ray Eldon Hiebert dkk (1985) isi media setidak-tidaknya bisa dibagi ke dalam lima kategori yakni:


  • Berita dan informasi,
  • Analisis dan interpretasi,
  • Pendidikan dan sosialisasi,
  • Hubungan masyarakat dan persuasi,
  • Iklan dan bentuk penjualan lain,
  • Hiburan.


3.     Audience
Audience yang dimaksud dalam komunikasi massa sangat beragam, dari jutaan penonton televisi, ribuan pembaca buku, majalah, koran atau jurnal ilmiah. Masing-masing audience  berbeda satu sama lain di antaranya dalam hal berpakaian, berpikir, menanggapi pesan yang diterimanya, pengalaman, dan orientasi hidupnya. Akan tetapi, masing-masing individu bisa saling mereaksi pesan yang diterimanya.

Menurut Hiebert dan kawan-kawan, audience dalam komunikasi massa setidak-tidaknya mempunyai lima karakteristik sebagai berikut:


  • Audience cenderung berisi individu-individu yang condong untuk berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial di antara mereka. Individu-individu tersebut memilih produk media yang mereka gunakan berdasarkan seleksi kesadaran.
  • Audience cenderung besar. Besar disini berarti tersebar ke berbagai wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa.
  • Audience cenderung heterogen. Mereka berasal dari berbagai lapisan dan kategori sosial. Beberapa media tertentu mempunyai sasaran, tetapi heterogenitasnya juga tetap ada.
  • Audience cenderung anonim, yakni tidak mengenal satu sama lain.
  • Audience secara fisik dipisahkan dari komunikator.


4.     Umpan Balik
Ada dua umpan balik (feedback) dalam komunikasi, yakni umpan balik langsung (immediated feedback) dan tidak langsung (delayed feedback). Umpan balik langsung terjadi jika komunikator dan komunikan berhadapan langsung atau ada kemungkinan bisa berbicara langsung. Umpan balik secara tidak langsung, misalnya bisa ditunjukkan dalam letter to the editor/surat pembaca/pembaca menulis.

Umpan balik merupakan bahan yang direfleksikan kepada sumber/komunikan stelah dipertimbangkan dalam waktu tertentu sebelum dikirimkan. Jadi, komunikan memberikan reaksi kepada komunikator dalam jangka waktu tertentu dan tidak langsung seperti dalam komunikasi tatap muka. Bahkan bisa dikatakan, umpan balik tidak langsung merupakan ciri asli yang dimiliki komunikasi massa.

5.     Gangguan

a.      Gangguan Saluran

Gangguan dalam saluran komunikasi massa biasanya selalu ada. Di dalam media gangguan berupa sesuatu hal, seperti kesalahan cetak, kata yang hilang, atau paragraf yang dihilangkan dari surat kabar. Gangguan juga bisa disebabkan oleh faktor luar. Misalnya, sepanjang menonton acara televisi atau membaca koran ada dua pasang anak-anak yang sedang berkelahi. Instrupsi orang lain ketika kita membaca majalah juga termasuk gangguan.

Salah satu solusi untuk mengatasi adanya gangguan terhadap saluran (misalnya) adalah pengulangan cara yang disajikan. Cara lain untuk mengatasi gangguan adalah dengan mempertajam saluran komunikasi massa. Misalnya, menghindari munculnya gangguan gelombang pada radio dengan meningkatkan kulitas teknologi yang digunakannya, memperpanjang daya hidup baterai, mengoreksi secara detail kesalahan cetak paragraf pada surat kabar sebelum dicetak atau membersihkan kotoran pada layar televisi.

b.      Gangguan Semantik
Semantik bisa diartikan sebagai ilmu bahasa yang mempelajari tentang tata kalimat. Oleh karena itu, gangguan semantik berarti gangguan yang berhubungan dengan bahasa. Gangguan semantik lebih rumit, kompleks, dan sering kali muncul. Bisa dikatakan, gangguan semantik adalah gangguan dalam proses komunikasi yang diakibatkan oleh pengirim atau penerima pesan itu sendiri.

Di dalam komunikasi antarpersona, kita telah mengetahui gangguan semantik seperti kendala bahasa, perbedaan pendidikan, status sosial ekonomi, tempat tinggal, jabatan, umur, pengalaman, dan minat. Hambatan semantik dalam komunikasi massa berbeda, baik secara kuantitatif maupun kualitatif dari hambatan yang terjadi pada komunikasi antar pesona.

6.     Gatekeeper
Istilah gatekeeper ini pertama kali dikenalkan oleh Kurt Lewin dalam bukunya Human Relations (1947), seorang ahli psikologi dari Australia pada tahun 1947. Kata tersebut merupakan sebuah istilah yang berasal dari lapangan sosiologi, tetapi kemudian digunakan dalam lapangan penelitian komunikasi massa.

Di dalam komunikasi massa dengan salah satu elemennya adalah informasi, mereka yang bertugas untuk memengaruhi informasi itu (dalam media massa) bisa disebut dengan gatekeeper. Hal itu juga bisa dikatakan, gatekeeper lah yang memberi izin bagi tersebarnya sebuah berita.

Secara umum, peran gatekeeper sering dihubungkan dengan berita, khususnya surat kabar. Editor sering melaksanakan fungsi sebagai gatekeeper ini. Mereka menentukan apa yang dibutuhkan khalayak atau sedikitnya menyediakan bahan bacaan untuk pembacanya. Seorang gatekeeper bisa juga seorang produser film yang mengedit gambar dari gambar aslinya, menyensor, dan sekaligus mana bagian yang tidak sesuai.

7.     Pengatur
Yang dimaksud pengatur dalam media massa adalah mereka yang secara tidak langsung ikut memengaruhi proses aliran pesan media massa. Pengatur ini tidak berasal dari dalam media tersebut, tetapi diluar media. Namun demikian, meskipun diluar media massa, kelompok itu bisa ikut menentukan kebijakan redaksional. Pengatur tersebut antar lain pengadilan, pemerintah, konsumen, organisasi professional, dan sekelompok penekan, termasuk narasumber, dan pengiklanan. Semua itu berfungsi sebagai pengatur.

Pengatur bukanlah gatekeeper. Wilayah gatekeeper di dalam memengaruhi secara langsung kebijakan media. Sementara itu, pengatur itu di luar media biasanya masyarakat atau pemerintah, tetapi secara tidak langsung ikut memengaruhi kebijakan media.

8.     Filter
Filter adalah kerangka pikir melalui mana audience menerima pesan. Filter ibarat sebuah bingkai kacamat tempat audience bisa melihat dunia. Hal ini berarti dunia riil yang diterima dalam memori sangat tergantung dari bingkai tersebut. Ada beberapa filter, antara lain fisik, psikologi, budaya, dan yang berkaitan dengan informasi.

Filter dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
  • Filter psikologi,
  • Filter fisik,
  • Filter budaya (warisan budaya, pendidikan, pengalaman kerja, sejarah politik.
Semua filter tersebut akan memengaruhi kuantitas atau kualitas pesan yang diterima dan respons yang dihasilkan. Sementara itu, audience memiliki perbedaan filter satu sama lain (Hiebert, Ungurait, dan Bohn 1985).


REFERENSI/DAFTAR PUSTAKA:

Nurudin. 2015. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta. Rajawali Pers.