B. FUNGSI-FUNGSI KOMUNIKASI MASSA
Ada
banyak pendapat yang dikemukakan untuk mengupas fungsi-fungsi komunikasi massa.
Ketika kita membicarakan fungsi komunikasi massa yang harus ada dalam benak
kita adalah kita juga sedang membicarakan fungsi media massa. Mengapa? Karena komunikasi
massa berarti komunikasi lewat media massa. Ini berarti, komunikasi massa tidak
akan ditemukan maknanya tanpa menyertakan media massa sebagai elemen terpenting
dalam komunikasi massa. Sebab, tidak ada komunikasi massa tanpa adanya media
massa.
Fungsi
informasi merupakan fungsi palin penting yang terdapat dalam komunikasi massa. Komponen
paling penting untuk mengetahui fungsi informasi ini adalah berita-berita yang
disajikan. Iklan pun dalam beberapa hal memiliki fungsi memberikan informasi di
samping fungsi-fungsi yang lain.
Fakta-fakta
yang dicari wartawan di lapangan kemudian ditungkannya dalam tulisan juga
merupakan informasi. Fakta yang dimaksud adalah adanya kejadian yang
benar-benar terjadi di masyarakat. Dalam istilah jurnalistik, fakta-fakta
tersebut bisa diringkas dalam istilah 5 W + 1 H (What, Where, Who, When, Why, + How).
Fungsi
hiburan untuk media elektronik menduduki posisi yang paling tinggi dibandingkan
dengan fungsi-fungsi yang lain. Masalahnya, masyarakat kita masih menjadikan
televisi sebagai media hiburan.
Fungsi
persuasif komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi informasi dan
hiburan. Banyak bentuk tulisan yang kalau diperhatikan sekilas hanya berupa
informasi, tetapi jika diperhatikan secara lebih jeli ternyata terdapat fungsi
persuasi. Tulisan pada Tajuk Rencana, artikel, dan surat pembaca merupakan
contoh tulisan persuasif.
Aktivitas
Public Relations (PR) dan promosi
khusus dalam komunikasi tatap muka juga menjadi bentuk dari fungsi persuasi. Bahkan,
jika aktivitas PR dan promosi khusus dilakukan melalui media massa, semua itu
tidak lepas dari usaha untuk memengaruhi orang lain, misalnya iklan sampo di
televisi yang mengatakan boleh keramas setiap hari. Tujuan iklan ini jelas,
yaitu memengaruhi penonton untuk mengikuti apa yang dikatakan iklan tersebut.
Transmisi
budaya merupakan salah satu fungsi komunikasi massa yang paling luas, meskipun
paling sedikit dibicarakan. Transmisi budaya tidak dapat dielakkan selalu hadir
dalam berbagai bentuk komunikasi yang mempunyai dampak pada penerimaan
individu. Demikian juga, beberapa bentuk komunikasi menjadi bagian dari
pengalaman dan pengetahuan individu.
Transmisi
budaya mengambil tempat dalam dua tingkatan, kontemporer dan historis. Dua tingkatan
tersebut tidak dipisahkan, tetapi terjalin secara konstan. Apalagi, media massa
merupakan alat utama di dalam transmisi budaya pada kedua tingkatan tersebut.
Kohesi
yang dimaksud disini adalah penyatuan. Artinya, media massa mendorong
masyarakat untuk bersatu. Dengan kata lain, media massa merangsang masyarakat
untuk memikirkan dirinya bahwa bercerai-cerai bukan keadaan yang baik bagi
kehidupan mereka. Media massa yang memberitakan arti pentingnya kerukunan hidup
umat beragama, sama saja media massa itu mendorong kohesi sosial. Dalam bahasa
yang populer kohesi sosial sama artinya dengan istegrasi. Sebab, media massa
yang tidak bisa menerapkan prinsip berita berimbang tidak dapat mendorong
penyatuan masyarakat atau dengan kata lain, madia massa hanya menciptakan
disintegrasi sosial.
Akan
tetapi, ketika media massa mempunyai fungsi untuk menciptakan integrasi sosial,
sebenarnya disisi lain media juga memiliki peluang untuk menciptakan
disintegrasi sosial. Jadi, sebenarnya peluang untuk menciptakan integrasi dan
disintegrasi sama besarnya. Dengan kata lain, kalau kita membicarakan fungsi
media massa sebagai penyatu masyarakat, kita juga perlu memperbincangkan
peluang munculnya permusuhan dan konflik di masyarakat akibat pemberitaan media
massa.
Bagi
Laswell, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan. Artinya, menunjukan pada
pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian yang ada di
sekitar kita. Fungsi pengawasan bisa dibagi menjadi dua, yakni warning or beware surveillance atau
pengawasan peringatan dan instrumental
surveillance atau pengawasan instrumental.
Fungsi
pengawasan dapat dilihat dari pemberitaan tentang muncunya badai, topan,
gelombang laut yang mengganas, angin ribut disertai hujan lebat, dan
sebagainya. Bahkan peringatan ini tercermin dari kondisi ekonomi yang tidak
menentu. Fungsi pengawasan peringatan juga meliputi informasi tentang suatu
wabah penyakit yang mulai menyebar akan adanya serangan militer yang dilakukan
negara lain.
Fungsi
korelasi yang dimaksud adalah fungsi yang menghubungkan bagian-bagian dari
masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya. Erat kaitannya dengan fungsi ini
adalah peran media massa sebagai penghubung antara berbagai komponen
masyarakat. Sebuah berita yang disajikan oleh seorang reporter akan
menghubungkan antara narasumber dengan pembaca surat kabar.
Dalam
hal ini media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik yang menyangkut
pendidikan formal maupun informal yang mencoba meneruskan atau mewariskan suatu
ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata, dan etika dari satu generasi ke
generasi selanjutnya.
Dalam
kurun waktu lama, komunikasi massa dipahami secara linier memerankan fungsi-fungsi
klasik seperti yang diungkapkan sebelumnya. Hal yang dilupakan oleh banyak
orang adalah bahwa komunikasi massa bisa menjadi sebuah alat untuk melawan
kekuasaan dan kekuatan represif. Komunikasi massa berperan memberikan
informasi, tetapi informasi yang diungkapkannya ternyata mempunyai motif-motif tertentu
untuk melawan kemapanan. Memang diakui bahwa komunikasi massa juga bisa
berperan untuk memperkuat kekuasaan, tetapi bisa juga sebaliknya.
Hubungan
trikotomi adalah hubungan yang bertolak belakang antara tiga pihak. Dalam kajian
komunikasi hubungan trikotomi melibatkan pemerintah, pers, dan mesyarakat. Ketiga
pihak ini dianggap tidak pernah mencapai sepakat karena perbedaan kepentingan
masing-masing pihak. Oleh karena itu, bisa disebut dengan hubungan trikotomi. Hal
demikin bis dimaklumi karena ketiganya mempunyai tuntutan yang berbeda satu
sama lain ketika menghadapi suatu persoalan.
Hubungan
trikotomi tersebut tidak demokratis. Di sinilah komunikasi massa melalui media
massa memiliki tugas penting untuk mengubah hubungan trikotomi yang tidak adil
tersebut. Media massa melalui berita-berita yang berbobot, mengungkap persitiwa
yang bertendensi politik tinggi, tetapi mampu mengungkapkan, mengkritik
kebobrokan pemerintah yang korup dan tidak adil manifestasi dari fungsi
tersebut.
Untuk
menggambarkan secara jelas hubungan trikotomi bisa dijelaskan dalam bagan berikut
(Nurudin, 2003):
Nurudin.
2015. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta. Rajawali Pers.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar