Jumat, 30 September 2016

Definisi Komunikasi Massa

A.   DEFINISI KOMUNIKASI MASSA

Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan para ahli komunikasi. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa). Media massa (saluran) yang dihasilkan teknologi modern. Jadi, jelas media massa menunjuk pada hasil produk teknologi modern sebagai saluran dalam komunikasi massa.

Dalam komunikasi massa kita membutuhkan gatekeeper (penapis informasi atau palang pintu) yakni beberapa individu atau kelompok yang bertugas menyampaikan atau mengirimkan informasi dari individu ke individu lain melalui media massa (surat kabar, majalah, televisi, radio, video tape, compact disk, buku).

Definisi yang dikemukakan oleh Bittner di atas menekankan akan arti pentingnya gatekeeper dalam proses komunikasi massa. Disamping melibatkan unsur-unsur komunikasi sebagaimana umumnya, ia membutuhkan peran media massa sebagai alat untuk menyampaikan atau menyebarkan informasi. Didalam media massa ada beberapa individu yang bertugas melakukan pengolahan informasi sebelum informasi itu samapi kepada audience-nya. Mereka yang bertugas itu disebut gatekeeper.

Ada satu definisi komunikasi massa yang dikemukakan Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986). Menurut mereka sesuatu bisa didefinisikan sebagai komunikasi massa jika mencakup hal-hal berikut:
1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula antara lain surat kabar, majalah, televisi, film, atau gabungan di antara media tersebut.
2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan pula dengan jenis komunikasi lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lainnya.
3.   Pesan adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang. Karena itu, diartikan milik publik. 
4.   Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak berasal dari seorang, tetapi lembaga. Lembaga ini pun biasanya berorientasi pada keuntungan, bukan organisasi suka rela atau nirlaba.
5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi). Artinya, pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa.
6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Misalnya dalam komunikasi antar persona. Dalam komunikasi ini umpan balik langsung dilakukan, tetapi komunikasi yang dilakukan yang dilakukan lewat surat kabar tidak bisa langsung dilakukan alias tertunda (delayed). 

Dengan demikian, media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas. 

Di awal perkembangannya, definisi komunikasi massa sebagai sebuah studi ilmiah terletak pada mass society sebagai audience komunikasi. Konsep mass society ini memang istilah yang sering dipakai dalam lapangan sosiologi yang mendeskripsikan orang-orang dan institusi mereka dalam sebuah negara industri maju. 

Kemudian istilah itu digunakan pula dalam komunikasi massa. Herbert Blumer (1939) kemudian menggunakan konsep ini untuk menyebut mass audience (penerima pesan dalam komunikasi massa). Yang disebut penerima dalam komunikasi massa itu paling tidak mempunyai:
  • Heterogenitas susan anggotanya yang berasal dari berbagai kelompok lapisan masyarakat. 
  • Berisi individu yang tidak saling mengenal dan terpisah satu sama lain (tidak mengumpul) serta tidak berinteraksi satu sama lain. 
  • Tidak mempunyai pemimpin atau organisasi formal.

Berikut ini beberapa contoh media massa dari paradigma lama dengan paradigma baru:

Paradigma Lama

  
Paradigma Baru



 
REFERENSI/DAFTAR PUSTAKA:

Nurudin. 2015. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta. Rajawali Pers.

Fungsi-Fungsi Komunikasi Massa


B.  FUNGSI-FUNGSI KOMUNIKASI MASSA
 
Ada banyak pendapat yang dikemukakan untuk mengupas fungsi-fungsi komunikasi massa. Ketika kita membicarakan fungsi komunikasi massa yang harus ada dalam benak kita adalah kita juga sedang membicarakan fungsi media massa. Mengapa? Karena komunikasi massa berarti komunikasi lewat media massa. Ini berarti, komunikasi massa tidak akan ditemukan maknanya tanpa menyertakan media massa sebagai elemen terpenting dalam komunikasi massa. Sebab, tidak ada komunikasi massa tanpa adanya media massa.

1.     Informasi
Fungsi informasi merupakan fungsi palin penting yang terdapat dalam komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi informasi ini adalah berita-berita yang disajikan. Iklan pun dalam beberapa hal memiliki fungsi memberikan informasi di samping fungsi-fungsi yang lain.
Fakta-fakta yang dicari wartawan di lapangan kemudian ditungkannya dalam tulisan juga merupakan informasi. Fakta yang dimaksud adalah adanya kejadian yang benar-benar terjadi di masyarakat. Dalam istilah jurnalistik, fakta-fakta tersebut bisa diringkas dalam istilah 5 W + 1 H (What, Where, Who, When, Why, + How). 

2.     Hiburan
Fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi yang paling tinggi dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain. Masalahnya, masyarakat kita masih menjadikan televisi sebagai media hiburan.

3.     Persuasi
Fungsi persuasif komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi informasi dan hiburan. Banyak bentuk tulisan yang kalau diperhatikan sekilas hanya berupa informasi, tetapi jika diperhatikan secara lebih jeli ternyata terdapat fungsi persuasi. Tulisan pada Tajuk Rencana, artikel, dan surat pembaca merupakan contoh tulisan persuasif.

Aktivitas Public Relations (PR) dan promosi khusus dalam komunikasi tatap muka juga menjadi bentuk dari fungsi persuasi. Bahkan, jika aktivitas PR dan promosi khusus dilakukan melalui media massa, semua itu tidak lepas dari usaha untuk memengaruhi orang lain, misalnya iklan sampo di televisi yang mengatakan boleh keramas setiap hari. Tujuan iklan ini jelas, yaitu memengaruhi penonton untuk mengikuti apa yang dikatakan iklan tersebut. 

4.     Transmisi Budaya
Transmisi budaya merupakan salah satu fungsi komunikasi massa yang paling luas, meskipun paling sedikit dibicarakan. Transmisi budaya tidak dapat dielakkan selalu hadir dalam berbagai bentuk komunikasi yang mempunyai dampak pada penerimaan individu. Demikian juga, beberapa bentuk komunikasi menjadi bagian dari pengalaman dan pengetahuan individu.

Transmisi budaya mengambil tempat dalam dua tingkatan, kontemporer dan historis. Dua tingkatan tersebut tidak dipisahkan, tetapi terjalin secara konstan. Apalagi, media massa merupakan alat utama di dalam transmisi budaya pada kedua tingkatan tersebut.

5.     Mendorong Kohesi Sosial
Kohesi yang dimaksud disini adalah penyatuan. Artinya, media massa mendorong masyarakat untuk bersatu. Dengan kata lain, media massa merangsang masyarakat untuk memikirkan dirinya bahwa bercerai-cerai bukan keadaan yang baik bagi kehidupan mereka. Media massa yang memberitakan arti pentingnya kerukunan hidup umat beragama, sama saja media massa itu mendorong kohesi sosial. Dalam bahasa yang populer kohesi sosial sama artinya dengan istegrasi. Sebab, media massa yang tidak bisa menerapkan prinsip berita berimbang tidak dapat mendorong penyatuan masyarakat atau dengan kata lain, madia massa hanya menciptakan disintegrasi sosial.

Akan tetapi, ketika media massa mempunyai fungsi untuk menciptakan integrasi sosial, sebenarnya disisi lain media juga memiliki peluang untuk menciptakan disintegrasi sosial. Jadi, sebenarnya peluang untuk menciptakan integrasi dan disintegrasi sama besarnya. Dengan kata lain, kalau kita membicarakan fungsi media massa sebagai penyatu masyarakat, kita juga perlu memperbincangkan peluang munculnya permusuhan dan konflik di masyarakat akibat pemberitaan media massa.

6.     Pengawasan
Bagi Laswell, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan. Artinya, menunjukan pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian yang ada di sekitar kita. Fungsi pengawasan bisa dibagi menjadi dua, yakni  warning or beware surveillance atau pengawasan peringatan dan instrumental surveillance atau pengawasan instrumental.

Fungsi pengawasan dapat dilihat dari pemberitaan tentang muncunya badai, topan, gelombang laut yang mengganas, angin ribut disertai hujan lebat, dan sebagainya. Bahkan peringatan ini tercermin dari kondisi ekonomi yang tidak menentu. Fungsi pengawasan peringatan juga meliputi informasi tentang suatu wabah penyakit yang mulai menyebar akan adanya serangan militer yang dilakukan negara lain.

7.     Korelasi
Fungsi korelasi yang dimaksud adalah fungsi yang menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya. Erat kaitannya dengan fungsi ini adalah peran media massa sebagai penghubung antara berbagai komponen masyarakat. Sebuah berita yang disajikan oleh seorang reporter akan menghubungkan antara narasumber dengan pembaca surat kabar.

8.     Pewarisan Sosial
Dalam hal ini media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik yang menyangkut pendidikan formal maupun informal yang mencoba meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata, dan etika dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

9.     Melawan Kekuasaan dan Kekuatan Represif
Dalam kurun waktu lama, komunikasi massa dipahami secara linier memerankan fungsi-fungsi klasik seperti yang diungkapkan sebelumnya. Hal yang dilupakan oleh banyak orang adalah bahwa komunikasi massa bisa menjadi sebuah alat untuk melawan kekuasaan dan kekuatan represif. Komunikasi massa berperan memberikan informasi, tetapi informasi yang diungkapkannya ternyata mempunyai motif-motif tertentu untuk melawan kemapanan. Memang diakui bahwa komunikasi massa juga bisa berperan untuk memperkuat kekuasaan, tetapi bisa juga sebaliknya.

10.                        Menggugat Hubungan Trikotomi
Hubungan trikotomi adalah hubungan yang bertolak belakang antara tiga pihak. Dalam kajian komunikasi hubungan trikotomi melibatkan pemerintah, pers, dan mesyarakat. Ketiga pihak ini dianggap tidak pernah mencapai sepakat karena perbedaan kepentingan masing-masing pihak. Oleh karena itu, bisa disebut dengan hubungan trikotomi. Hal demikin bis dimaklumi karena ketiganya mempunyai tuntutan yang berbeda satu sama lain ketika menghadapi suatu persoalan.

Hubungan trikotomi tersebut tidak demokratis. Di sinilah komunikasi massa melalui media massa memiliki tugas penting untuk mengubah hubungan trikotomi yang tidak adil tersebut. Media massa melalui berita-berita yang berbobot, mengungkap persitiwa yang bertendensi politik tinggi, tetapi mampu mengungkapkan, mengkritik kebobrokan pemerintah yang korup dan tidak adil manifestasi dari fungsi tersebut.

Untuk menggambarkan secara jelas hubungan trikotomi bisa dijelaskan dalam bagan berikut (Nurudin, 2003):



REFERENSI/DAFTAR PUSTAKA:
 
Nurudin. 2015. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta. Rajawali Pers.

Elemen-Elemen Media Massa


C.  ELEMEN-ELEMEN KOMUNIKASI MASSA
 
Elemen komunikasi pada komunikasi secara umum juga berlaku bagi komunikasi massa. Secara ringkas proses sederhana komunikasi meliputi komunikator mengirimkan pesan melalui saluran kepada komunikan (penerima). Perbedaan komunikasi massa dengan komunikasi pada umumnya lebih berdasarkan pada jumlah pesan berlipat-lipat yang sampai pada penerima. Dalam komunikasi massa pengirim sering disebut sebagai sumber (source) atau komunikator, sedangkan penerima pesan yang berjumlah banyak disebut audience, komunikan, pendengar, pemirsa, penonton, atau pembaca. Sementara itu, saluran dalam komunikasi massa yang dimaksud lain televisi, radio, surat kabar, buku, film, kaset/CD, dan internet juga sering disebut sebagai media massa.

1.     Komunikator
Komunikator di sini meliputi jaringan, stasiun lokal, direktur, dan staf teknis yang berkaitan dengan sebuah acara televisi. Jadi, komunikator merupakan gabungan dari berbagai individu dalam sebuah lembaga media massa. Dalam sebuah media cetak yang namanya komunikator antara lain reporter, copyeditor, fotografer, dan yang lain yang sedikit banyak ikut menentukan proses penyiaran. Individu bisa menjadi kekuatan dominan, tetapi tim khusus, sejumlah staf ahli merupakan komunikator dalam komunikasi massa.

Dengan demikian, komunikator dalam media massa bukan individu, tetapi sekumpulan orang yang bekerja sama satu sama lain. Ada beberapa karakteristik yang dimiliki oleh komunikator dalam komunikasi massa. Hiebert, Ungurait, dan Bohn (HUB) pernah mengemukakan setidak-tidaknya lima karakteristik:

  • Daya saing (competitiveness),
  • Ukuran dan kompleksitas (size and complexity), 
  • Industrialisasi (industrialization),
  • Spesalisasi (specialization),
  • Perwakilan (representation).


2.     Isi
Masing-masing media massa mempunyai kebijakan sendiri-sendiri dalam pengelolaan isinya. Sebab, masing-masing media melayani masyarakat yang beragam juga menyangkut individu atau kelompok sosial. Bagi Ray Eldon Hiebert dkk (1985) isi media setidak-tidaknya bisa dibagi ke dalam lima kategori yakni:


  • Berita dan informasi,
  • Analisis dan interpretasi,
  • Pendidikan dan sosialisasi,
  • Hubungan masyarakat dan persuasi,
  • Iklan dan bentuk penjualan lain,
  • Hiburan.


3.     Audience
Audience yang dimaksud dalam komunikasi massa sangat beragam, dari jutaan penonton televisi, ribuan pembaca buku, majalah, koran atau jurnal ilmiah. Masing-masing audience  berbeda satu sama lain di antaranya dalam hal berpakaian, berpikir, menanggapi pesan yang diterimanya, pengalaman, dan orientasi hidupnya. Akan tetapi, masing-masing individu bisa saling mereaksi pesan yang diterimanya.

Menurut Hiebert dan kawan-kawan, audience dalam komunikasi massa setidak-tidaknya mempunyai lima karakteristik sebagai berikut:


  • Audience cenderung berisi individu-individu yang condong untuk berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial di antara mereka. Individu-individu tersebut memilih produk media yang mereka gunakan berdasarkan seleksi kesadaran.
  • Audience cenderung besar. Besar disini berarti tersebar ke berbagai wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa.
  • Audience cenderung heterogen. Mereka berasal dari berbagai lapisan dan kategori sosial. Beberapa media tertentu mempunyai sasaran, tetapi heterogenitasnya juga tetap ada.
  • Audience cenderung anonim, yakni tidak mengenal satu sama lain.
  • Audience secara fisik dipisahkan dari komunikator.


4.     Umpan Balik
Ada dua umpan balik (feedback) dalam komunikasi, yakni umpan balik langsung (immediated feedback) dan tidak langsung (delayed feedback). Umpan balik langsung terjadi jika komunikator dan komunikan berhadapan langsung atau ada kemungkinan bisa berbicara langsung. Umpan balik secara tidak langsung, misalnya bisa ditunjukkan dalam letter to the editor/surat pembaca/pembaca menulis.

Umpan balik merupakan bahan yang direfleksikan kepada sumber/komunikan stelah dipertimbangkan dalam waktu tertentu sebelum dikirimkan. Jadi, komunikan memberikan reaksi kepada komunikator dalam jangka waktu tertentu dan tidak langsung seperti dalam komunikasi tatap muka. Bahkan bisa dikatakan, umpan balik tidak langsung merupakan ciri asli yang dimiliki komunikasi massa.

5.     Gangguan

a.      Gangguan Saluran

Gangguan dalam saluran komunikasi massa biasanya selalu ada. Di dalam media gangguan berupa sesuatu hal, seperti kesalahan cetak, kata yang hilang, atau paragraf yang dihilangkan dari surat kabar. Gangguan juga bisa disebabkan oleh faktor luar. Misalnya, sepanjang menonton acara televisi atau membaca koran ada dua pasang anak-anak yang sedang berkelahi. Instrupsi orang lain ketika kita membaca majalah juga termasuk gangguan.

Salah satu solusi untuk mengatasi adanya gangguan terhadap saluran (misalnya) adalah pengulangan cara yang disajikan. Cara lain untuk mengatasi gangguan adalah dengan mempertajam saluran komunikasi massa. Misalnya, menghindari munculnya gangguan gelombang pada radio dengan meningkatkan kulitas teknologi yang digunakannya, memperpanjang daya hidup baterai, mengoreksi secara detail kesalahan cetak paragraf pada surat kabar sebelum dicetak atau membersihkan kotoran pada layar televisi.

b.      Gangguan Semantik
Semantik bisa diartikan sebagai ilmu bahasa yang mempelajari tentang tata kalimat. Oleh karena itu, gangguan semantik berarti gangguan yang berhubungan dengan bahasa. Gangguan semantik lebih rumit, kompleks, dan sering kali muncul. Bisa dikatakan, gangguan semantik adalah gangguan dalam proses komunikasi yang diakibatkan oleh pengirim atau penerima pesan itu sendiri.

Di dalam komunikasi antarpersona, kita telah mengetahui gangguan semantik seperti kendala bahasa, perbedaan pendidikan, status sosial ekonomi, tempat tinggal, jabatan, umur, pengalaman, dan minat. Hambatan semantik dalam komunikasi massa berbeda, baik secara kuantitatif maupun kualitatif dari hambatan yang terjadi pada komunikasi antar pesona.

6.     Gatekeeper
Istilah gatekeeper ini pertama kali dikenalkan oleh Kurt Lewin dalam bukunya Human Relations (1947), seorang ahli psikologi dari Australia pada tahun 1947. Kata tersebut merupakan sebuah istilah yang berasal dari lapangan sosiologi, tetapi kemudian digunakan dalam lapangan penelitian komunikasi massa.

Di dalam komunikasi massa dengan salah satu elemennya adalah informasi, mereka yang bertugas untuk memengaruhi informasi itu (dalam media massa) bisa disebut dengan gatekeeper. Hal itu juga bisa dikatakan, gatekeeper lah yang memberi izin bagi tersebarnya sebuah berita.

Secara umum, peran gatekeeper sering dihubungkan dengan berita, khususnya surat kabar. Editor sering melaksanakan fungsi sebagai gatekeeper ini. Mereka menentukan apa yang dibutuhkan khalayak atau sedikitnya menyediakan bahan bacaan untuk pembacanya. Seorang gatekeeper bisa juga seorang produser film yang mengedit gambar dari gambar aslinya, menyensor, dan sekaligus mana bagian yang tidak sesuai.

7.     Pengatur
Yang dimaksud pengatur dalam media massa adalah mereka yang secara tidak langsung ikut memengaruhi proses aliran pesan media massa. Pengatur ini tidak berasal dari dalam media tersebut, tetapi diluar media. Namun demikian, meskipun diluar media massa, kelompok itu bisa ikut menentukan kebijakan redaksional. Pengatur tersebut antar lain pengadilan, pemerintah, konsumen, organisasi professional, dan sekelompok penekan, termasuk narasumber, dan pengiklanan. Semua itu berfungsi sebagai pengatur.

Pengatur bukanlah gatekeeper. Wilayah gatekeeper di dalam memengaruhi secara langsung kebijakan media. Sementara itu, pengatur itu di luar media biasanya masyarakat atau pemerintah, tetapi secara tidak langsung ikut memengaruhi kebijakan media.

8.     Filter
Filter adalah kerangka pikir melalui mana audience menerima pesan. Filter ibarat sebuah bingkai kacamat tempat audience bisa melihat dunia. Hal ini berarti dunia riil yang diterima dalam memori sangat tergantung dari bingkai tersebut. Ada beberapa filter, antara lain fisik, psikologi, budaya, dan yang berkaitan dengan informasi.

Filter dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
  • Filter psikologi,
  • Filter fisik,
  • Filter budaya (warisan budaya, pendidikan, pengalaman kerja, sejarah politik.
Semua filter tersebut akan memengaruhi kuantitas atau kualitas pesan yang diterima dan respons yang dihasilkan. Sementara itu, audience memiliki perbedaan filter satu sama lain (Hiebert, Ungurait, dan Bohn 1985).


REFERENSI/DAFTAR PUSTAKA:

Nurudin. 2015. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta. Rajawali Pers.

Minggu, 24 April 2016

Era Komunikasi Tulisan (4000 SM – hingga sekarang)


Sejarah Perkembangan Teknologi Komunikasi

Zaman berganti zaman, waktu terus bergulir komunikasi pun semakin berkembang dengan pesat mengingat bahwa komunikasi adalah kebutuhan pokok sehari-hari manusia. Pada awalnya, manusia hanya dapat berhubungan atau berkomunikasi dengan orang yang ada di dekatnya atau di sekelilingnya saja. Namun saat ini komunikasi telah berkembang hingga berada pada komunikasi yang modern berbasis teknologi. Banyak sekali manusia di abad ke-21 ini yang sangat bergantung pada teknologi. Teknologi komunikasi adalah aplikasi yang diciptakan manusia untuk memudahkan penyampaian suatu informasi. Menurut Everett M. Rogers, terdapat empat era komunikasi, yaitu:

1.   Era Komunikasi Tulisan (4000 SM – hingga sekarang)
Tulisan sendiri dimulai pada zaman manusia pra-sejarah. Yang mereka lakukan bukan dengan huruf, tetapi mereka memakai simbol sebagai tanda yang mudah mereka mengerti di dinding-dinding goa yang mereka tempati. Yang kita pahami tentu komunikasi tulisan itu sudah pasti dalam bentuk tulisan. Namun pada kenyataannya, sampai detik ini belum dapat dipastikan apa yang menjadi huruf pertama kali yang ada di dalam dunia ini. Orang-orang Sumerians menggunakan tanah liat untuk membuat huruf, kemudian pada 1041 SM China menemukan dengan tipe mencetak huruf dalam buku, dilanjutkan pada 1241 SM Korea menemukan model dengan tipe mencetak huruf dari tanah liat ke dalam logam.
Era komunikasi pada masa itu berfungsi sebagai sistem pengenal bentuk yang dikenal dapat menggambarkan informasi. Informasi tersebut digambarkan pada dinding gua tentang bagaimana mereka berburu binatang pada waktu itu. Mereka mulai mengidentifikasikan benda-benda yang ada disekitar lingkungan sebagai penanda dalam berkomunikasi. Perkembangan komunikasi selanjutnya adalah dihasilkannya alat bunyi dan isyarat seperti gendang, terompet, asap dan lain sebagainya. Manusia pada masa ini menemukan media untuk menulis segala aturan, kontak, undang-undang dan catatan keagamaan.
a.     Masa Prasejarah
Sejak masa prasejarah, manusia telah menggunakan dan mengembangkan berbagai bentuk teknologi informasi dan komunikasi. Pada masa prasejarah, tepatnya pada masa zaman batu, manusia telah coba menggunakan teknologi informasi berupa gambar yang menceritakan pengalaman kegiatan berburu dan gambar binatang hasil buruannya pada dinding-dinding gua. Pada masa ini, manusia juga telah mampu menggunakan isyarat bunyi berupa dengusan dan isyarat tangan untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Kemudian, mereka menggunakan alat-alat yang menghasilkan bunyi dan isyarat, seperti genderang, terompet dari tanduk binatang, api, dan asap untuk menyampaikan pesan jarak jauh.


 
1.     Huruf Pictograf (3000 SM)
Pada masa ini, bangsa Sumeria mulai menggunakan simbol-simbol gambar yang dibentuk menjadi huruf-huruf (pictograf) yang mewakili bunyi-bunyi berbeda. Huruf-huruf ini jika dirangkai akan menjadi sebuah kata, kalimat, dan bahasa. 




 
2.     Huruf Hierogliph (2900 SM)
Bangsa Mesir kuno menggunakan Huruf hierogliph, yaitu simbol yang mewakili ungkapan-ungkapan yang berbeda. Dibandingkan dengan Pictograf yang digunakan bangsa Sumeria, simbol Hierogliph ternyata lebih modern.




b.    Masa Sejarah
Penemuan kertas (105 M) oleh bangsa Cina menjadi tanda perkembangan bahasa tulis dan cikal bakal kertas saat ini. Pada masa itu, kertas terbuat dari serat bambu yang dihaluskan, disaring, dicuci, kemudian diratakan dan dikeringkan. Dengan ditemukannya kertas, muncul teknologi percetakan dengan menggunakan balok kayu yang dilumuri tinta dan dicapkan pada kertas. Hal ini mirip dengan stempel/cap yang kamu kenal saat ini.


c.      Masa Modern
Beberapa peristiwa penting yang berhubungan dengan perkembangan TIK pada masa modern adalah sebagai berikut:
·        Mesin Cetak (Tahun 1455)
·        Analytical Machine (Tahun 1830)
·        Telegraf dan Kode Morse (Tahun 1837)
·        Film Pertama (Tahun 1861)
·        Pesawat Telepon dan Fotografi (Tahun 1877)
·        Pita Penyimpan Magnetis (Tahun 1899)
·        TV Tabung (1923)





Daftar Pustaka:
Maryono, Y, B. Patmi Istiana. 2007. Teknologi Informasi dan Komunikasi 1. Bogor: Quadra.
Hafied, Canagara. 2011. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Era Komunikasi Cetak (1456 – hingga sekarang)



2.  Era Komunikasi Cetak (1456 – hingga sekarang)

Setelah era komunikasi tulisan ini muncullah era komunikasi cetak. Pada saat itu Gunternberg menemukan mesin cetak. Konon katanya Gustenberg menemukan mesin press ini untuk mencetak injil, dalam ruang lingkup sempit. Kenapa? Karena pada saat itu belum banyak orang yang bisa baca. Pada tahun 1833 oleh Daguerre untuk meletakkan karya Fotografinya masuk ke dalam  koran atau surat kabar. Secara tidak langsung, dengan adanya era ini informasi yang dulunya berjalan sangat lambat karena teknologi yang tidak mendukung, kini menjadi berkembang dan cepat untuk sampai kedapa orang-orang dan yang menjadi alasan utamanya adalah meningkatnya kemampuan untuk membaca sekaligus untuk memahami informasi yang disajikan itu.
Pembaharuan di bidang filsafat atau ilmu pengetahuan alam dianggap berdosa dan tidak beriman. Banyak pemikir yang sekarang dianggap pelopor dilarang menerbitkan bukunya, dipecat dari Universitasnya dan dipaksa menarik kembali hasil pemikirannya di bawah ancaman hukum berat, dipenjara, atau dihukum mati. Masa kelegapan selama abad pertengahan dapat membendung penemuan-penemuan yang berasal dari Arab dan Parsi. Sewaktu mesin cetak ditemukan maka bukupun tersebar sehingga menyebabkan pembaharuan besar-besaran, yaitu Renaissance dan Reformasi.





Daftar Pustaka:
Nasution, Zulkarimein. 1989. Pengantar Ilmu Komunikasi dalam Perspektif. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Era Telekomunikasi (1844 – hingga sekarang)


3.      Era Telekomunikasi (1844 – hingga sekarang)
 
Era ini merupakan acuan dari perkembangan teknologi komunikasi pada zaman sekarang. Salah satu contoh tokoh yang sangat terkenal pada era itu hingga kini adalah Alexander Graham Bell. Beliau adalah orang pertama yang menemukan telepon sebagai sarana untuk menyampaikan informasi.Selain Bell, masih ada Samuel Morse, beliau adalah penemu pertama dari alat telegraf. Tidak hanya Bell dan Morse, Guglielmo Marconi juga berperan penting pada masa ini, beliau adalah orang pertama yang mengirim pesan melalui radio pada tahun 1919. Adanya radio pada zaman sekarang pun tidak lepas dari Guglielmo Marconi.


Telekomunikasi berasal dari 2 kata yang berdeba yaitu “tele” dan “komunikasi”. Tele berarti jauh sedangkan komunikasi seperti yang kita tahu berarti saat kita berhubungan dan saling bertukar informasi yang dapat memberikan efek ke masing-masing pihak.







Daftar Pustaka:
Sunarto. 2008. Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Grasindo.
Hafied, Canagara. 2011. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Era Komunikasi Interaktif (1946 – hingga sekarang)



4.      Era Komunikasi Interaktif (1946 – hingga sekarang)

Teknologi interaktif yang ada saat ini telah mengubah hubungan antara konsumen dengan pihak perusahaan. Terdapat lima contoh spesifik dari teknologi interaktif yang digunakan oleh pemasar. Para pemasar telah menemukan cara untuk menyesuaikan teknologi ini dengan strategi pemasaran yang berfokus pada keuntungan konsumen. Cross dan Smith menyebutkan teknologi yang memfasilitasi konsumen dan pemasar ini antara lain:
  • Magnetic Card Readers (kartu magnetik)
  • Interaactive Voiceresponse System (sistem respon suara interaktif)
  •  Buletin Elektronik
  • Internet
  • Fax-on-demand


Pada era ini, muncullah penemuan-penemuan baru yang bisa dikatakan luar biasa. Sebagai contoh, pembuatan serta peluncuran satelit untuk ruang angkasa pertama di dunia oleh negara Rusia pada tahun 1957 yang membuat kita dapat berkomunikasi dengan banyak orang , bahkan orang yang berada di belahan dunia yang jauh.Tidak hanya satelit, alat-alat seperti laptop, komputer, dan telepon pun menjadi contoh perkembangan teknologi pada masa ini.





Daftar Pustaka:
West, Richard, Lynn H. Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika.





Jika kita melihat 4 era diatas, agaknya kita dapat mengambil sebuah pengetahuan tentang sejarah teknologi yang berkembang dari masa lalu hingga masa sekarang, khususnya mengenai perkembangan teknologi komunikasi. Ternyata, teknologi komunikasi pun memiliki dampak positif yang banyak. Sebagai contoh, teknologi komunikasi bermanfaat untuk bidang penerbangan, perkantoran, perbankan, serta perdagangan.
Di Indonesia pun, tidak jarang kita melihat orang menggunakan teknologi komunikasi. Dengan jumlah penduduk yang tergolong besar, banyak sekali perusahaan yang berbondong-bondong menjadikan Indonesia sebagai target pasar untuk teknologi komunikasi. Namun sangat disayangkan, dengan jumlah penduduk yang banyak, Indonesia malah lebih menjadi konsumen. Padahal, dengan jumlah tenaga kerja yang banyak, mestinya Indonesia bisa menjadi pelopor dari perkembangan teknologi yang akan datang.
Maka dari itu, sebagai generasi muda agaknya kita harus merubah pola pikir kita dan mulai mempertimbangkan untuk mengubah pola kita yang konsumen menjadi produsen agar Negara kita bisa dapat lebih dipandang dan berperan aktif dalam perkembangan teknologi komunikasi.