Banyak
definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan para ahli komunikasi. Pada
dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak
dan elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal
dari pengembangan kata media of mass
communication (media komunikasi massa). Media massa (saluran) yang
dihasilkan teknologi modern. Jadi, jelas media massa menunjuk pada hasil produk
teknologi modern sebagai saluran dalam komunikasi massa.
Dalam
komunikasi massa kita membutuhkan gatekeeper
(penapis informasi atau palang pintu) yakni beberapa individu atau kelompok
yang bertugas menyampaikan atau mengirimkan informasi dari individu ke individu
lain melalui media massa (surat kabar, majalah, televisi, radio, video tape,
compact disk, buku).
Definisi
yang dikemukakan oleh Bittner di atas menekankan akan arti pentingnya gatekeeper dalam proses komunikasi
massa. Disamping melibatkan unsur-unsur komunikasi sebagaimana umumnya, ia
membutuhkan peran media massa sebagai alat untuk menyampaikan atau menyebarkan
informasi. Didalam media massa ada beberapa individu yang bertugas melakukan
pengolahan informasi sebelum informasi itu samapi kepada audience-nya. Mereka yang bertugas itu disebut gatekeeper.
Ada
satu definisi komunikasi massa yang dikemukakan Michael W. Gamble dan Teri Kwal
Gamble (1986). Menurut mereka sesuatu bisa didefinisikan sebagai komunikasi
massa jika mencakup hal-hal berikut:
1. Komunikator dalam komunikasi massa
mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara
cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui
media modern pula antara lain surat kabar, majalah, televisi, film, atau
gabungan di antara media tersebut.
2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam
menyebarkan pesan-pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan
orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas audience dalam komunikasi massa inilah
yang membedakan pula dengan jenis komunikasi lain. Bahkan pengirim dan penerima
pesan tidak saling mengenal satu sama lainnya.
3. Pesan adalah milik publik. Artinya bahwa
pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang. Karena itu, diartikan
milik publik.
4. Sebagai sumber, komunikator massa
biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata
lain, komunikatornya tidak berasal dari seorang, tetapi lembaga. Lembaga ini
pun biasanya berorientasi pada keuntungan, bukan organisasi suka rela atau
nirlaba.
5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi). Artinya,
pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu
dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa.
6. Umpan balik dalam komunikasi massa
sifatnya tertunda. Misalnya dalam komunikasi antar persona. Dalam komunikasi
ini umpan balik langsung dilakukan, tetapi komunikasi yang dilakukan yang
dilakukan lewat surat kabar tidak bisa langsung dilakukan alias tertunda (delayed).
Dengan
demikian, media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan
pesan secara serempak, cepat kepada audience
yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis
komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media
massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas.
Di
awal perkembangannya, definisi komunikasi massa sebagai sebuah studi ilmiah
terletak pada mass society sebagai audience komunikasi. Konsep mass society ini memang istilah yang
sering dipakai dalam lapangan sosiologi yang mendeskripsikan orang-orang dan
institusi mereka dalam sebuah negara industri maju.
Kemudian
istilah itu digunakan pula dalam komunikasi massa. Herbert Blumer (1939)
kemudian menggunakan konsep ini untuk menyebut mass audience (penerima pesan dalam komunikasi massa). Yang disebut
penerima dalam komunikasi massa itu paling tidak mempunyai:
- Heterogenitas susan anggotanya yang berasal dari berbagai kelompok lapisan masyarakat.
- Berisi individu yang tidak saling mengenal dan terpisah satu sama lain (tidak mengumpul) serta tidak berinteraksi satu sama lain.
- Tidak mempunyai pemimpin atau organisasi formal.
Berikut ini beberapa contoh media massa dari paradigma lama dengan paradigma baru:
Paradigma Lama
Paradigma Baru
REFERENSI/DAFTAR
PUSTAKA:
Nurudin.
2015. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta. Rajawali Pers.